Minggu, 29 Juni 2014

tulisan 6



Weaknesses of Indonesian Economic
Chamber of Indonesia Commerce and Industry (Kadin) declared Indonesian economy that is actually very promising for both domestic and foreign investors. However, there are still weaknesses seeing by Kadin of the economy that need to be addressed. Vice Chairman of Kadin Indonesia, Novian Anindya Bakrie said, promising Indonesian economy is evidenced by incoming investment, private consumption, and vibrant business world.

“But there are still some weaknesses that Indonesia’s economic structure needs to be addressed now,” said Anindya at Menara Kadin Jakarta, Wednesday (06/03/2013).

Anindya see Indonesia’s economic weakness is in the trade deficit. Currently due to larger imports than exports then it makes more Indonesian trade balance to be deficit. Moreover, the largest import of oil and gas.

On the other hand, Anindya also highlights subsidy of oil (BBM) to the people who actually are not even on target. Current budget fuel subsidy enjoyed by the rich instead.
“As the impact, the deficit and the high pressure gas imports that led to the weakening of the rupiah,” he added.

Again, the actual budget for infrastructure even neglected. He rated in the last few months that there is no improvement of government policy so that a problem cannot be resolved. Though foreign investors intending to invest in Indonesia as it will look up the bureaucratic infrastructure. If not good, then foreign investors will pull out of Indonesia.

Terjemahan
Kelemahan Ekonomi Indonesia
Chamber of Indonesia Dagang dan Industri (Kadin) menyatakan perekonomian Indonesia yang sebenarnya sangat menjanjikan bagi investor domestik dan asing. Namun, masih ada kelemahan melihat oleh Kadin ekonomi yang perlu ditangani. Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie mengatakan Novian, menjanjikan perekonomian Indonesia dibuktikan dengan investasi yang masuk, konsumsi swasta, dan dunia bisnis yang dinamis.

"Tapi masih ada beberapa kelemahan struktur ekonomi Indonesia perlu ditangani sekarang," kata Anindya di Menara Kadin Jakarta, Rabu (2013/06/03).

Anindya melihat kelemahan ekonomi Indonesia berada dalam defisit perdagangan. Saat ini karena impor lebih besar dari ekspor maka itu membuat lebih neraca perdagangan Indonesia menjadi defisit.
Selain itu, impor terbesar dari minyak dan gas.

Di sisi lain, Anindya juga menyoroti subsidi minyak (BBM) kepada orang-orang yang benar-benar bahkan tidak tepat sasaran. Anggaran subsidi BBM saat ini dinikmati oleh orang kaya saja.
"Sebagai dampaknya, defisit dan impor gas tekanan tinggi yang menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah," tambahnya.
 
Sekali lagi, anggaran yang sebenarnya untuk infrastruktur bahkan diabaikan. Dia dinilai dalam beberapa bulan terakhir bahwa tidak ada perbaikan dari kebijakan pemerintah sehingga masalah tidak dapat diselesaikan. Meskipun investor asing yang berminat berinvestasi di Indonesia karena akan mencari infrastruktur birokrasi. Jika tidak baik, maka investor asing akan menarik diri dari Indonesia.

my opini: banyak infrastruktur diabaikan. bahkan banyak disalah guanakan anggrannya. semoga presiden yang akan mendatang dapat menggunakan anggran yang ada dengan benar dan tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar