Tugas
Bahasa Indonesia 2
“Menurut anda , apa yang dimaksud dengan cara berpikir deduktif dan induktif ”
NAMA:
PUTRI RAMADANI
KELAS:
3EB06
NPM:
25211663
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berisi tentang
Memurut Anda, apa yang dimaksud dengan cara berpikir deduktif dan induktif..
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penyusun memohon maaf atas segala kekurangan yang
terdapat pada makalah ini. Seperti pepatah, “Tak ada gading yang tak retak”,
demikian juga kami sebagai penyusun hanyalah manusia terbatas yang tidak
sempurna.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga paper ini bermanfaat bagi para pembaca.
Jakarta, Oktober 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penalaran merupakan hal yang kita sering gunakan sehari hari di dalam
berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang terdekat baik keluarga maupun
kerabat di tempat kuliah atau di kantor. Namun penulis akan menjelaskan
pembahasan kali ini tentang penalaran yang penggunaanya kita gunakan di dalam
bahasa kita sehari hari yaitu Bahasa Indonesia.
B.
Rumusan Makalah
Pada makalah ini pemakalah mengajukan beberapa rumusan masalah yaitu :
Pada makalah ini pemakalah mengajukan beberapa rumusan masalah yaitu :
1. Apakah
yang dimaksud dengan penalaran deduktif ?
2. Ada berapa macam jenis penalaran deduktif ?
3. Apakah
yang dimaksud dengan penalaran induktif ?
4. Ada berapa macam jenis penalaran induktif ?
C. Tujuan Makalah
Dari perumusan di atas , maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari berpikir deduktif .
2. Untuk mengetahui pengertian dari berpikir induktif .
3. Untuk mengetahui jenis-jenis pikir induktif-deduktif.
BAB
2
Pembahasan
A.
Pengertian Berpikir Deduktif
Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum, lawannya induksi (dikutip Kamus Umum Bahasa Indonesia hal 273 W.J.S.Poerwadarminta. Balai Pustaka 2006).
Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum, lawannya induksi (dikutip Kamus Umum Bahasa Indonesia hal 273 W.J.S.Poerwadarminta. Balai Pustaka 2006).
Deduksi adalah cara
berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang
bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan
pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah
pernyataan dan sebuah kesimpulan. (
dikutip :Filsafat Ilmu.hal 48-49 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan.
2005).
Metode berpikir
deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih
dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. (www.id.wikipedia.com).
Jadi kesimpulan Paragraf deduktif adalah paragraf
yang diawali dengan hal-hal yang bersifat umum dan diperjelas dengan hal-hal
yang bersifat khusus.
Macam-macam
penalaran deduktif diantaranya :
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif.
Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi
(kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah
pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula
silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
B. Pengertian Berpikir
Induktif
Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang umum (Kamus Umum Bahasa Indonesia, hal 444 W.J.S.Poerwadarminta. Balai Pustaka 2006).
Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang umum (Kamus Umum Bahasa Indonesia, hal 444 W.J.S.Poerwadarminta. Balai Pustaka 2006).
Penalaran secara induktif dimulai dengan
mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan
terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang
bersifat umum (filsafat ilmu.hal 48 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar
Harapan. 2005)
- Generalisasi
Penalaran
induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data.
Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat
mewakili.
- Analogi
Penalaran
induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan
persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.
- Paragraf Hubungan Sebab Akibat
Paragraf
yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai
·
Paragraf Hubungan Akibat Sebab
Paragraf
yang dimulai dengan fakta khusus yang menjadi akibat, kemudian fakta itu
dianalisis untuk diambil kesimpulan.
- Paragraf Sebab Akibat 1 Akibat
2
Dalam
paragraf hubungan sebab akibat 1 akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan
serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan
akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul beberapa akibat.
BAB 3
KESIMPULAN
Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan
bahwa penalaran dalam prosesnya ada 2 macam yaitu penalaran Induksi dan
penalaran Deduktif.
- Penalaran
Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau
sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya
disebut Induksi. Dalam penalaran Induktif ini ada 3 jenis penalaran Induktif
yaitu Generalisai, Analogi, dan Hubungan sebab akibat ataupun hubungan
akibat–sebab.
- Penalaran
Deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau
sikap yang berlaku khusus berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum. Prosesnya
disebut Deduksi. Jenis penalaran Deduktif ini diantaranya ada Silogisme dan
Entinem.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar